Monday, October 1, 2012

Ruang Lingkup Penelitian Teknologi Pembelajaran

Apa itu Teknologi Pembelajaran?

Teknologi Pembelajaran (Educational Technology atau Instructional Technology) oleh AECT (Association for Educational Communications and Technology) didefinisikan sebagai "teori dan praksis perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap proses dan sumber belajar". Dari sudut pandang Teknologi Pembelajaran sebagai metode atau cara, Reisser (1987) mengartikan teknologi pembelajaran sebagai metode yang sistematis untuk merancang, memanfaatkan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar dalam hal tujuan-tujuan khusus, berbasis riset mengenai cara manusia belajar dan berkomunikasi dan dalam mengkombinasikan manusia dan sumber daya teknis (a systematic way of designing, utilization, and evaluation of the teaching/learning process, in term of specific objectives, based on research in human learning and communication fields and on combining human and technical resources).

Riset di bidang Teknologi Pembelajaran

Berikut ini adalah tabulasi topik riset bidang Teknologi Pembelajaran yang dikumpulkan berdasar artikel yang terbit di TOJET (Alper & Gulbahar, 2009).



Mihalca dan Miclea (2007), memaparkan babakan evolusi penelitian di bidang Teknologi Pembelajaran sebagai berikut:

  1. Era perancangan pembelajaran (instructional design) -- fokus pada konten. Pada era yang dimulai tahun 1950-an ini, topik utamanya berkaitan dengan konten apa yang seharusnya diajarkan dengan memanfaatkan bantuan teknologi dan bagaimana konten tersebut diorganisir. Robert Gagne memiliki kontribusi penting pada era ini dengan pernyataannya bahwa akuisisi pengetahuan seharusnya difasilitasi oleh urutan hirarkis pengajaran, dari pengetahuan yang subordinat menuju kemampuan yang kompleks. Ide utama teori ini adalah bahwa mempelajari pengetahuan prasyarat sebelumnya akan memudahkan akuisisi keterampilan orde tinggi berikutnya, tetapi hal itu  tidak akan terjadi bila prasyarat tersebut dipelajari tidak dalam urutan atau sekuennya. Gagne juga mengusulkan teori deskriptif mengenai strategi mengajar yang meliputi 9 kegiatan yang menurutnya penting untuk pembelajaran yang efisien. Sembilan kegiatan tersebut adalah:  
    • upaya untuk memperoleh perhatian
    • menjelaskan kepada pembelajar mengenai tujuan pembelajaran
    • informing the 
    • menstimulasi pengetahuan tentang prasyarat pembelajaran
    • mempresentasikan bahan yang memberikan stimulus/rangsangan
    • memberikan panduan belajar
    • memunculkan kinerja
    • memberikan umpan balik mengenai ketepatan kinerja
    • menilai kinerja
    • memperkuat retensi dan pengalihan pengetahuan
  2. Era perancangan pesan -- fokus pada pesan.  Perhatian utama penelitian pada era ini bukan pada konten apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, tetapi format apa yang paling tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran. perhatian khusus diberikan kepada cara mengkonstruksi informasi, terutama ketika beberapa studi menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kemampuan dan keterampilan berbeda, belajar dengan cara berbeda terkait dengan format penyajian konten. Peneliti menekankan bahwa perbedaan dalam sikap individu tidak hanya membedakan  cara belajarnya tetapi     juga cara interaksinya dengan pengajaran yang diberikan.
  3. Era simulasi -- fokus pada interaksi. Pergeseran yang dibawa oleh para konstruktivis pada tahun 1980-an adalah perubahan perhatian dari bagaimana informasi disajikan ("perancangan pesan") ke arah penguatan bagi pembelajar untuk menggunakan media dalam mencapai pemahaman yang unik dan idiosyncratic (misalnya mengenai cara bagaimana informasi diasimilasikan)
  4. Era baru riset -- fokus pada lingkungan pembelajaran. era ini ditandai dengan perubahan pendekatan bahwa pembelajaran adalah proses pengembangan dan internalisasi yang terjadi mula-mula dalam ranah sosial, interpersonal, dan kemudian menjadi intrapersonal. Mengikuti tulisan Vygotsky, sejumlah peneliti setuju bahwa belajar bukanlah proses yang bermula dari dalam (endogen) tetapi merupakan aktivitas yang berakar pada partisipasi dalam interaksi sosiokultural. Implikasi dari teori ini adalah bahwa penting untuk merancang lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi interaksi sosial dan belajar secara kooperatif dalam kelas sebagai premis dari keberhasilan pembelajaran.

--------

Alper, A. dan Gulbahar, Y. (2009). Trends and Issues in Educational Technologies: A Review of Recent Research in Tojet. The Turkish Online Journal of Educational Technology, April 2009, Voil 8 Issue 2 Article 12

Reiser, R.A. (1987). Instructional technology: A history. In R.M. Gagné (Ed.), Instructional technology: Foundations. Hillsdale, NJ: Erlbaum